Kamis, 18 Juni 2009

Kasus Pembunuhan Nasrudin Zulkarnain Terungka

Kapolri Bambang Hendarso Danuri.

Liputan6.com, Jakarta: Kepolisian Daerah Metro Jaya berhasil menangkap sembilan pelaku pembunuhan Nasrudin Zulkarnain, direksi sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara. Dua di antara pelaku menjadi eksekutor penembakan, sementara seorang pengusaha berinisial SW ikut diseret sebagai otak pembunuhan.

Kapolri Jendral Bambang Hendarso Danuri, menjelaskan, Kamis (30/4), penangkapan para pelaku berawal dari keterangan sejumlah saksi. Mereka menyebutkan adanya seorang pelaku yang melarikan diri ke luar Pulau Jawa. Dari pelaku itulah polisi berhasil menangkap delapan lainnya beserta sang pengusaha.

Kasus pembunuhan ini terjadi pada Maret silam di kawasan Tangerang, Banten. Sejumlah orang tak dikenal membuntuti korban dengan sepeda motor dan mobil. Nasrudin yang baru selesai bermain golf pun langsung ditembak sebanyak dua kali [Baca: Nasrudin Zulkarnain Akhirnya Meninggal].

Hingga kini, polisi masih memeriksa kesembilan pelaku. Hasil sementara menunjukkan, mereka melakukan pembunuhan atas suruhan pengusaha yang menjanjikan imbalan uang puluhan juta rupiah. Polisi menyimpulkan adanya motif persaingan bisnis dan masalah wanita. Polisi pun menduga masih ada sejumlah orang yang ikut terlibat dalam kasus tersebut.(OMI/Albert Ade)

Lia Eden Ancam Presiden Yudhoyono

Lia Eden
15/12/2008 13:10

Liputan6.com, Jakarta: Pemimpin Kerajaan Tuhan Lia Eden diduga mengancam Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam ancaman itu disebutkan kalau Presiden Yudhoyono tak bakal terpilih lagi jika tidak menuruti perintahnya. Ancaman ini disampaikan melalui selebaran.

Dalam selebaran ini, Lia juga menyebut dirinya wahyu Tuhan. Tanda tangan dalam selebaran itu teratas nama Jibril Ruhul Kudus. Hingga Senin (15/12) siang, Lia Eden diperiksa di Markas Kepolisian Daerah Metro Jaya. Polisi telah menyegel Markas Kerajaan Tuhan asuhan Lia Eden di Jalan Mahoni, Jakarta Pusat.

Kasus ini bukan pertama kali menimpa Lia. Perempuan yang mengaku sebagai Bunda Maria dan Malaikat Jibril ini pernah divonis hukuman dua tahun penjara pada akhir 2005. Ketika itu Lia tersandung kasus penistaan agama. Lia kemudian menghirup udara bebas pada Oktober 2008.

Kerajaan Tuhan yang dipimpin Lia kerap menyebarkan ajaran agama yang meresahkan masyarakat. Lia memadukan berbagai agama lalu menyederhanakan ritualnya. Majelis Ulama Indonesia telah memvonis ajaran ini sesat.(IKA/Tim Liputan 6 SCTV)

Nama Antasari Disebut Rani

Antasari Azhar

02/05/2009 13:02

Liputan6.com, Jakarta: Polisi menetapkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar sebagai tersangka pelaku pembunuhan berencana terhadap Nasrudin Zulkarnain. Dalam surat pemberitahuan penetapan status yang diterima Kejaksaan Agung, Jumat (1/5) malam, Antasari disebutkan sebagai otak pelaku perencana pembunuhan yang dapat diancam hukuman mati.

Menurut sumber SCTV, munculnya nama Antasari pertama kali diungkapkan seorang saksi wanita yang telah diperiksa polisi. Saksi tersebut bernama Rani. Wanita ini diduga mempunyai hubungan dekat dengan Antasari. Bahkan, Rani yang masih berstatus mahasiswi ini adalah istri ketiga korban yang telah dinikahi secara siri. Antasari direncanakan diperiksa Kepolisian Daerah Metro Jaya pada Senin (4/5) mendatang [baca: Ketua KPK Diduga Mengetahui Pembunuhan Nasrudin].

Nama Antasari memang dikenal kontroversial. Akhir tahun 2007, walau menuai pro dan kontra, Antasari lolos dalam seleksi yang dilakukan DPR untuk menjadi Ketua KPK. Padahal, rekam jejak Antasari sebagai jaksa dinilai kurang bersih. Namun, dia menjawabnya dengan kerja nyata.

Tidak pandang bulu, beberapa anggota DPR tertangkap tangan melakukan korupsi. Bahkan, besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Aulia Pohan, akhirnya ditahan karena skandal dana Bank Indonesia yang diusut KPK. Tak sampai di situ, mantan rekan sejawatnya di korps kejaksaan yang terlibat kasus korupsi juga ikut dipenjarakan. Sayang, karier cemerlang itu akhirnya menemui batu sandungan.

Sementara itu, keluarga besar Nasruddin di Makassar, Sulawesi Selatan, mengaku bersyukur karena teka-teki pembunuh kerabat mereka mulai terungkap. Meski demikian, keluarga korban tidak mengetahui jika kematian Nasruddin karena dipicu persoalan asmara. Sebelum terjadi peristiwa penembakan, korban hanya berkeluh kesah kepada keluarganya sering mendapat teror dari orang-orang yang tak dikenal.(ADO/Tim Liputan 6 SCTV)

Tanggul Situ Gintung Jebol, 32 Orang Tewas

27/03/2009 12:48

Liputan6.com, Tangerang: Sebanyak 32 orang tewas akibat jebolnya tanggul Situ Gintung atau Danau Gintung di Cirendeu, Tangerang, Banten, Jumat (27/3) dini hari. Air merendam ratusan rumah di saat para penghuninya masih terlelap. Hal ini membuat warga tak sempat menyelamatkan diri.

Menurut Dinas Kesehatan DKI Jakarta, sebanyak 32 warga yang tewas diduga terseret arus air danau. Jenazah para korban tengah dievakuasi di beberapa tempat. Sementara tim penyelamat terus mencari korban lain yang kemungkinan terseret dan tertimpa reruntuhan bangunan yang jebol diterjang banjir.

Tak hanya itu, ratusan rumah dan mobil mewah Di Perumahan Cirendeu Permai juga terendam banjir bercampur lumpur. Warga terkejut karena air masuk dengan cepat hingga mencapai ketinggian tiga meter. Bahkan, banyak warga yang terjebak di rumah. Evakuasi terus dilakukan tim gabungan TNI-Polri. Sementara warga mengaku pasrah.

Saat ini ketinggian air dekat tanggul yang jebol sudah mulai surut. Meski arus air masih cukup kuat. Tampak puing-puing sisa bangunan yang luluh lantak diterjang bah.

Jenazah korban yang telah dievakuasi disemayamkan di Universitas Muhammadiyah. STIE Ahmad Dahlan, dan Cireundeu. Pihak keluarga datang ke tiga tempat tersebut berusaha mengenali jenazah korban. Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menko Kesra Aburizal Bakrie menyempatkan diri mengunjungi lokasi bencana dan para korban.(IKA/Albert Ade)